Download Alquran 30 Juz Kesalahan Pada Malam Pertama Janji Nikah (Pelajaran Dari Beberapa Dongeng Nyata)
Kesalahan Pada Malam Pertama Pernikahan
Saya sangat tertarik pada ucapan seorang sastrawan Perancis, Balzak, "Janganlah Anda memulai kehidupan rumah tangga dengan pemerkosaan.." Benar, sangat disayangkan, banyak suami yang memperlakukan istri mereka pada malam pertama seperti sedang memperkosa mereka. Kesalahan yang terjadi pada malam pertama ini akan mengurangi kebahagiaan suami isteri pada malam tersebut. Bahkan, mengurangi kebahagiaan mereka untuk jangka waktu yang lama, malah terkadang menjadikan penderitaan dan kesengsaraan yang berujung pada perceraian..
Dalam sebuah reportasi jurnalistik dengan judul, "Malam Pertama; Anggur yang Terasa Pahit", diungkapkan:
"Dalam kondisi tiadanya kesadaran serta dominasi kebodohan, kebohongan, dan khurafat, malam pertama berkembang menjadi mimpi jelek yang menakutkan dan menghantui relasi suami istri untuk jangka waktu yang lama..?
Ada dongeng perihal ijab kabul yang tidak berlangsung lebih dari delapan jam. Pada malam pertama, alasannya yakni rasa takut dan ketidaktahuan, pengantin perempuan menolak mempelai prianya. Sang suami menyangka ada udang di balik batu, sehingga mereka berdua menghabiskan malam pertama dalam pertengkaran. Sang suami dikuasai oleh perasaan curiga yang melukai kehormatan dan kemuliaan sang istri. Seiring datangnya pagi, tak ada jalan keluar bagi keduanya kecuali perceraian..
Ada dongeng perihal gadis di anak-anak yang menikah kemudian menjadi gila pada malam pertama, alasannya yakni beliau tidak mempunyai pengetahuan seksual yang cukup. Dia terkejut oleh apa yang terjadi di malam pertama, alasannya yakni beliau tidak siap menghadapinya. Akibatnya, jiwanya terguncang. Ketika keluarganya membawagadis itu ke dokter jiwa, dokter menenangkan mereka dengan menyampaikan bahwa kasus ini menimpa lebih dari 30% gadis akhir malam pertamanya, khususnya gadis-gadis di bawah umuryang belum terdidik. Dokter ini menyarankan biar gadis itu menjauhi suaminya secara total selama satu bulan. Setelah itu, secara bertahap, mental gadis itu normal kembali. Dia hidup senang dengan suaminya dan dikaruniai beberapa anak..
Ada dongeng perihal seorang anak gadis yang cantik, lembut, dan disukai semua orang alasannya yakni akhlaknya yang mulia. Gadis ini menikah atas dasar kehendaknya sendiri. Tapi, beliau tidak mengetahui pengetahuan apa pun perihal kehidupan rumah tangga. Ketika pada malam pertama, suaminya ingin bersetubuh dengannya, beliau menolak perbuatan tersebut. Sang suami memaksa untuk mendapat haknya. Gadis lembut itu melawan dengan gigih, sampai memecahkan perabotan di sekitarnya. Kisahnya pun berujung di rumah sakit jiwa.."
Pasangan pengantin sering kali melaksanakan kesalahan pada ketika resepsi pernikahan, yaitu mereka terlalu menyibukkan diri. Akibatnya, pada ketika mereka tinggal berdua-duaan, mereka sudah sangat lelah. Hal ini besar lengan berkuasa pada mentalitas, ucapan, dan tindakan mereka. Kebahagiaan mereka menjadi berkurang, bahkan malam pertama mereka pun sanggup berkembang menjadi saat-saat yang tidak menyenangkan..
Banyak gadis yang merasa takut kepada suaminya yang masih absurd dan rumahnya yang baru. Mereka juga merasa takut akan kehilangan keperawanan, dikarenakan anggapan yang salah bahwa hal itu menjadikan rasa sakit dan mengalirnya darah. Yang lebih memperburuk keadaan, banyak lelaki yang menyangka bahwa mempelainya akan menyerahkan diri dengan gampang dan beradaptasi dengan kehendaknya dengan segera, tanpa membuang-buang waktu sedikit pun..
Wahai saudaraku, "Pelan-pelan saja. Makanan yang terbaik takkan terasa yummy bila belum matang, atau dimasak secara tergesa-gesa. Dia akan terasa lebih nikmat dan lebih yummy bila dimasak dengan api yang tenang.."
Baca Juga : Seksual Bukanlah Ukuran Kesuksesan Seorang Istri
——○●※●○——
Sumber : Untukmu Yang Akan Menikah & Telah Menikah (edisi indonesia) halaman 174-176. Judul Asli : لمن يريد الزواج . . . وتزوج. Penulis : Syaikh Fuad Shalih. Penerjemah : Ahmad Fadhil, Lc. Penerbit : Pustaka Al-Kautar, cetakan ke-14 Desember 2011
Ditulis ulang oleh : Esha Ardhie
Senin, 06 November 2017