Download Alquran 30 Juz Adegan Romantisme Rasulullah (5) : Cinta Harus Menemukan Ruangnya
Cinta Harus Menemukan Ruangnya
Mari sejenak memerhatikan sebuah momentum yang pernah terjadi pada Abu bakar radhiyallahu 'anhu, dikala ia tiba mengunjungi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Hari itu, Abu Bakar melihat putrinya berbicara kepada Rasulullah dengan bunyi yang sedikit meninggi. Melihat tindakan putrinya itu, Abu Bakar memarahinya sambil berkata, "Wahai anakku, apakah engkau berani meninggikan suaramu kepada Rasulullah..?" [1]
Tapi, Rasulullah kemudian menenangkan Abu Bakar sampai balasannya dia pulang ke rumahnya. Tidak usang kemudian, Rasulullah menghampiri Aisyah sembari melemparkan senyum kepadanya, dia berkata, " Sayangku, apakah engkau tidak melihat bahwa semua sudah tidak menajdi masalah..?"
Dengan penuh cinta, dia pun duduk bersamanya sampai keduanya saling bercumbu mesra dan sesekali terdengar bunyi tawa. Ketika Abu Bakar tiba lagi menemuinya, keduanya pun sudah sumringah. Abu Bakar ikut merasa bangga dengan apa yang dia saksikan, sampai balasannya ia pun tersenyum sembari berkata, "Aku ikut bergabung bersama ketenangan kalian, ibarat halnya saya ikut bergabung dalam perang bersama kalian.." (HR. Abu Dawud, Al-Albani berkata bahwa hadits ini dha'if)
Alangkah indahnya pemandangan dan potret cinta nan romantis yang diperlihatkan oleh seorang suami yang mempunyai kepribadian agung ini. Dalam kegelisahan wacana umatnya, wacana kiprah mulianya, ia tidak pernah lupa bahwa di situ ada hak istri yang harus ditunaikan..
Tugas-tugasnya mengemban risalah kenabian dan kesibukannya berbagi agama Allah, dia tidak pernah lupa selamanya bahwa dia punya hati yang harus mencintai. Dan cinta itu harus menemukan ruangnya..
Lihatlah eksklusif agung Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian bandingkan dengan kelakuan para suami masa sekarang. Suami-suami kini ibarat hidup dalam suasana darurat; berbagi kegundahan kepada pasangan hidupnya, kepada anak-anaknya; ia menyangka bahwa dialah satu-satunya yang paling sibuk, paling letih alasannya bekerja keras, paling merasa memikul beban tanggung jawab, atau paling gelisah dan menderita alasannya urusan rumah tangga..
Betapa sering saya melihat para suami masa kini yang selalu abai dengan hak-hak istri dan anaknya. Ia melupakan kebutuhan perasaan-perasaan cinta yang harus ditunaikan kepada mereka. Dia selalu beralasan sibuk, capek, fokus kepada masa depan, atau mengemukakan aneka alasan yang sudah klasik..
Lihatlah kepada eksklusif Rasulullah, bagaimana dia menyeimbangkan perasaannya, dan mengekspresikan kehangatan perasaannya. Lalu, kembalikan pandanganmu kepada kondisi suami-istri masa sekarang. Pasti, engkau akan menemukan celah yang menganga besar, perbedaan yang jauh antara dia dan orang-orang yang mengaku sebagai umatnya..
Karena itu, seharusnya kita kembali merenungi di pinggir pantai cinta, memandang dengan penuh kebijakan, mencontoh eksklusif agung; dia telah mengajarkan kepada kita kosa kata cinta seorang yang perkasa, dia menginspirasi kita wacana dasar-dasar perasaan yang seimbang dan abjad-abjad cinta yang rapi..
Artikel Lainnya :
○ Adegan Romantisme Rasulullah (1) : Cinta Yang Tak Redup
○ Adegan Romantisme Rasulullah (2) : Makna Cinta Yang Hakiki
○ Adegan Romantisme Rasulullah (3) : Gambaran Cinta Sejati
○ Adegan Romantisme Rasulullah (4) : Kelembutan Seorang Suami
Baca Juga : Tabiat Wanita Yang Sering Berkorban, Laki-Laki Yang Kerap Menentang
——○●※●○——
Sumber : Bahasa Cinta Suami Istri (edisi terjemah), halaman 131-134. Penulis : Karim Syadzili. Judul Asli : لغات الحب. Penerjemah : Muhammad Yasir. Penerbit : Pustaka Al-Kautsar, cetakan ke-1 Oktober 2012
Disalin ulang oleh : Esha Ardhie
Senin, 21 Agustus 2017
Penjudulan artikel dibentuk oleh kami..
***
[1] Dalam surat Al-Hujurat ayat 2, ada larangan meninggikan bunyi melebihi bunyi Nabi. Edt..